Jumat, 23 Juli 2010

Study Banding ke Lembah Hijau

TIPP Desa Karanggondang
Study Banding ke Lembah Hijau


PLPBK merupakan salah satu kegiatan pembelajaran bagi masyarakat untuk menata lingkungan perumahan dan permukiman secara bersama-sama. Proses pembelajaran yang dikembangkan melalui PLPBK mencakup beberapa kegiatan, antara lain melalui rangkaian pelatihan dan penyuluhan berkaitan dengan penataan lingkungan; diskusi bersama antar stakeholders yang berperan dalam kegiatan tersebut baik itu di tingkat masyarakat (desa), kabupaten (SKPD, forum BKM, KBK) serta Konsultan pendamping; belajar sudy kasus baik itu melalui pemaparan atau pengamatan lapangan serta kegiatan-kegiatan lain.

Sebagai tindak lanjut dari rangkaian pembelajaran masyarakat dalam kegiatan PLPBK di Desa Karanggondang, maka perwakilan Pemerintah Desa, BKM, TIPP dan relawan mengadakan kegiatan study banding ke Lembah Hijau Multy Farm di Kabupaten Sukoharjo. Melalui kegiatan study banding ini, diharapkan peserta dapat “ngangsu kawruh” berkaitan dengan kegiatan peternakan dan pertanian di Lembah Hijau yang sudah dikelola secara profesional. Aktivitas masyarakat baik itu peternakan maupun pertanian akan memberi pengaruh yang cukup besar terhadap penataan lingkungan permukiman.

Di dalam kegiatan study banding tersebut, peserta diajak untuk melihat pengelolaan peternakan sapi dan perikanan darat dengan komoditi utama ikan Patin. Pengelolaan peternakan sapi, meliputi pemeliharaan, pola pemberian makan, pengolahan hasil peternakan, pengolahan dan pemanfaatan limbah serta pemasarannya. Di tempat tersebut, hasil produksi dari peternakan sapi berupa susu, serta pupuk organik. Susu yang dihasilkan, selain dijual langsung juga diolah untuk dijadikan yogurt, es krim dan makanan olahan lainnya. Sedangkan pupuk organik yang ada langsung diolah menjadi dua macam yaitu serbuk dan granule (butiran) yang dijual langsung ke masyarakat serta dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian. Komoditas pertanian yang dikembangkan yaitu sayuran, buah-buahan dan tanaman hias.

Pemeliharaan ikan patin yang dikembangkan di Lembah Hijau sedikit berbeda dengan pemeliharaan yang biasa dilakukan oleh masyarakat. Di sana, ikan Patin yang dikembangkan adalah ikan Patin tanpa lemak, sehingga diperlukan perlakuan-perlakuan khusus baik dalam bidang perawatan serta pemberian makanan. Hasil dari kegiatan perikanan tersebut juga diolah menjadi beberapa makanan seperti pepes, bakso, steak dan lain sebagainya
(Eka M Cahyadi- Askot UP Kab Jepara)


Continue Reading...

Kamis, 01 Juli 2010

Melihat Lebih dekat program ND di Jepara

[ Senin, 28 Juni 2010 ]
Melihat Lebih Dekat Program Noto Deso (ND)
yang Diluncurkan Pemkab

Dana Rp 1 Miliar Dikucurkan, Diminta Jangan Ada KKN


ZAINAL ABIDIN, Jepara
---
Pagi yang cerah menyelimuti Kelurahan Demaan. Semakin bertambah cerah karena kelurahan ini adalah salah satu penerima dana bantuan Rp 1 miliar untuk program Noto Deso/PLPBK (ND), yang digagas pemkab.

Saat ini program ND sendiri sudah memasuki tahapan sosialisasi. Salah satu kegiatan sosialisasinya yaitu dilakukan melalui jalan santai dengan masyarakat kelurahan setempat. Yang dihadiri Wakil Bupati Jepara Achmad Marzuki dan beberapa pejabat terkait.

Ketua BKM Lestari Demaan dan pengelola pelaksana dana ND/PLPBK Eko Soekoco berharap, melalui sosialisasi ini, seluruh warga dharapkan bisa mengetahui keberadaan program ND/PLPBK di Di wilayah Kelurahan Demaan. Dengan demikian, akan terjadi interaksi dan transparansi antara pengurus dengan masyarakat.

''Sehingga tidak akan terjadi saling kecuriaan. Termasuk juga nantinya tidak akan muncul adanya indikasi korupsi dalam pengelolaan dan penggunaan dana Rp 1 miliar dari pogram Noto Deso tersebut,'' paparnya.

Kelurahan Demaan melalui BKM Lestari yang didampingi tim pendamping, dalam hal ini telah mengawali dengan tahapan persiapan yang dilakukan terhadap para pelaku dan pendukung utama pelaksanaan PLP-BK.

''Tahapan ini dilakukan dengan melibatkan tiga unsur utama. Yaitu masyarakat/BKM, pemerintahan desa, dan pihak terkait lainnya. Atau pemangku kepentingan di luar kelompok masyarakat kelurahan sasaran dan perangkat pemerintahan,'' bebernya.

Perlu diingat, ungkap Eko, bantuan ND bukanlah penyediaan dana untuk membiayai seluruh rencana pembangunan yang telah dibuat. Akan tetapi merupakan dana stimulan untuk belajar praktik melaksanakan pembangunan lingkungan pemukiman. ''Sehingga masih diperlukan upaya lebih lanjut untuk menggalang dana dan sumber daya dari berbagai pihak lain,'' katanya.

Wakil Bupati Jepara Achmad Marzuki menegaskan jika pihaknya sangat mendukung upaya yang dilakukan pengurus program ND di Kelurahan Demaan. Hal ini mencerminkan adanya upaya keterbukaan dalam mengelola dana program P2KP atau Noto Deso (ND).

''Harapannya dengan penerapan manjemen secara terbuka ini, program ND di Demaan benar-benar bebas dari korupsi kolusi dan nepotisme (KKN), yang pada muaranya akan berdampak pada kemajuan dan kesejahteraan masyarakat Demaan,'' terangnya.

Program ND, kata Marzuki, merupakan pengembangan dari Program Pengentasan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) dan Penataan Lingkungan Berbasis Komunitas (PLB-BK), yang bertujuan mewujudkan tatanan kehidupan masyarakat yang harmonis, dengan lingkungan hunian yang sehat, tertib, selaras, produktif, berjatidiri, dan berkelanjutan.

Kelurahan Demaan bersama 8 desa atau kelurahan di Jepara, mendapatkan dana masing-masing Rp 1 Miliar dari pusat. ''Delapan desa atau kelurahan tersebut adalah Kelurahan Demaan, Kecamatan Jepara, Desa Karang Gondang (Kecamatan Mlonggo), Desa Suwawal (Kecamatan Pakis Aji), Desa Plajan (Kecamatan Pakis Aji), Desa Banyuputih (Kecamatan Kalinyamatan), Desa Batukali (Kecamatan Kalinyamatan), Desa Petekeyan (Kecamatan Tahunan, dan Desa Suwawal Timur (Kecamatan Pakis Aji),'' jelasnya. (*/mer)
Continue Reading...
 

PLPBK Kabupaten Jepara Copyright © 2009 WoodMag is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template