Minggu, 23 September 2012

Tahun 2012, PLPBK Tambah 237 Kelurahan

Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK) yang teintegrasi dengan PNPM Mandiri Perkotaan tahun 2012 ini akan memperluas pelaksanaannya ke 237 kelurahan. Sejak digulirkan Direktorat Jenderal Cipta Karya pada tahun 2008 dengan nama Neighborhood Development (ND),  hingga 2011 ini PLPBK sudah diimplementasikan di 276 kelurahan yang tersebar di 64 kabupaten/kota. Masing-masing kelurahan mendapatkan Bantuan Langsung Masyarakat sebesar Rp 1 miliar dengan tetap menggunakan pendekatan tridaya.

Demikian diungkapkan Direktur Jenderal Cipta Karya yang sambutannya dibacakan Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Guratno Hartono pada Sosialisasi Kegiatan PLPBK – PNPM Mandiri Perkotaan di Bandung (18/10). Acara juga menghadirkan Deputi Kementerian Koordinator Kesejahteran Rakyat Bidang Penanggulangan Kemiskinan Sujana Royat sebagai keynote speecher, dan Bupati Kendal Jawa Tengah Widya Kandi Susanti. Sosialisasi ini diikuti oleh unsur kementerian/lembaga, pemerintah provinsi (Dinas Pekerjaan Umum, Bappeda, Satker PBL, tim seleksi PLPBK), konsultan, perguruan tinggi, LSM, dan lembaga donor.
PLPBK untuk menangani wilayah khusus, yaitu padat penduduk, konsentrasi KK miskin tinggi, kumuh, dan kinerja BKM yang berdaya. Karena itu lokasi yang akan diusulkan menjadi prioritas Pemda untuk segera ditangani,” kata Guratno.
Ia menjelaskan, hingga saat ini PNPM Mandiri Perkotaan telah memberdayakan 10.900 kelurahan yang belum pashed out. Dari jumlah itu, 18 BKM telah menjadi pilot project program PLPBK, sebelum akhirnya menjadi 267 kelurahan (sampai tahun 2011) dan ditambah lagi 237 kelurahan pada tahun depan.
“Besaran BLM sebanyak Rp 1 miliar per kelurahan dialokasikan untuk penataan lingkungan fisik sebesar Rp 700 juta, sisanya untuk kegiatan ekonomi, sosial, dan proses perencanaan. Dana ini hanya bisa  diberikan kepada BKM terpilih dengan kriteria seperti berdaya, mandiri, laporan keuangan baik, dan syarat lainnya,” kata Guratno.
Pada kesempatan yang sama, Sujana Royat mengatakan tahun 2010-2012 adalah fase kemandirian PNPM Mandiri, yakni menitikberatkan kemitraan antara masyarakat dengan pemerintah daerah. Kemandirian masyarakat ini diukur dengan meningkatnya kepercayaan lembaga keuangan formal kepada BKM, dan meningkatnya kemampuan mengelola pendanaan yang dipercayakan.
“Tahun 2014 adalah akhir dari program PNPM. Waspadalah terhadap aksi politisasi PNPM karena kami akan memberikan sanksi tegas,” tegas Sujana.

The Power of Dream
Prinsip luhur pemberdayaan masyarakat seperti yang diuraikan Sujana Royat, yaitu kekuatan mimpi (the power of dream) dan kekuatan memberi daripada meminta (the power to give) rupanya mengilhami warga kelurahan Sadang Serang Kecamatan Comblong Kota Bandung yang menjadi pilot project pertama program PLPBK tahun 2008. Dari alokasi Rp 1 miliar dan Rp 700 juta untuk pembangunan fisik, masyarakat berhasil menata permukiman kumuh dengan membangun jalan sepanjang 550 meter dengan rabat beton dan paving block.
“Pembangunan jalan ini tidak mudah karena harus membongkar dengan sadar bangunan permanen maupun semipermanen illegal untuk pelebaran. Selain itu juga kami bangun pagar pembatas, keermir, dan saluran. Totalnya memakan dana sekitar Rp 1 miliar, kekurangannya dari masyarakat dan sharing pemda,” ungkap Lurah Sadang Serang, Endang Koswara.

Sumber: http://ciptakarya.pu.go.id
Continue Reading...

BRIGADE eNDe PETEKEYAN BERMITRA DENGAN DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN JEPARA

Disekitar kita (lingkungan) khususnya desa Petekeyan dan sekitarnya dan pada umumnya kota Jepara terdapat pengusaha-pengusaha mebel, dari mebel-mebel tersebut terdapat limba atau sisa-sisa mebel yang cukup banyak bahkan melimpah yang mana selama ini belum termanfaatkan keberadaannya. Selain sebagai kayu bakar rumah tangga dan dijual dengan harga yang relative murah. Padahal kalau  kita berfikir dan punya imajinasi (punya kreatif) bahwa limbah tersebut disamping tersedia cukup banyak berlimpah tersedia dimana-mana. Berbagai bentuk dan ukuran yang bervariasi untuk mendapatkannya harga relative murah dapat mengurangi sampah yang sia-sia dengan demikian maka limbah tersebut kalau kita manfaatkan sebagai produk yang mempunyai nilai jual yang tinggi.Adapun jenis limbah mebel bermacam-macam diantaranya : serbuk, tatal, kepelan, dan lain-lain

Serbuk dengan teknologi modern dapat dimanfaatkan untuk obat nyamuk, dan lain-lain. Sedang kepelan dan tatal bisa dimanfaatkan untuk berbagai macam jenis-jenis assesoris. Pemanfaatan limbah tersebut agar bernilai jual tinggi tentu tidak asal dibuat sesuai dengan bentuk-bentuk aslinya tapi perlu dengan sentuhan seni dan kreatifitas seseorang disamping mengetahui latar belakang, juga harus memiliki syarat-syarat yang lain diantraranya :
1.    Menguasai teknologi proses produksi
•    Tehnik pertukangan
•    Tehnik mesin
•    Tehnik finishing
•    Tehnik bubut
•    Tehnik ukir
•    Tehnik serut
2.  Berwawasan luas dan kreatif
3.  Paham kaidah seni dan design
Jika syarat tersebut di atas bisa terpenuhi maka pemanfaatan limbah tersebut harusmempunyai aspek fungsi : enak dipakai, aman, nyaman, unik, indah, fungsionalis, harga bersaing. Setelah tehnik dan fungsi kita kuasai, maka seorang usahawan tinggal menentukan rumusnya yaitu : 5 W + 1 H (planning) :
1.    What         : Barang apa yang harus kita kerjakan
2.    Why          : Mengapa kita harus membuat barang ini
3.    Who          : Kepada siapa kita harus menjual hasil produksi
4.    When        : Kapan kita harus memproduksi
5.    Where      : Dimana kita harus memasarkan hasil produksi
6.    How          : Bagaimana cara kita memasarkan hasil produksi

Untuk pemasaran sendiri dari Disperindag siap membantu pemasaran dan juga mengikut sertakan dalam pameran-pameran atau stand di samping juga bisa melalui internet  dan lain-lain. Disperindag juga membuka peluang bagi desa Petekeyan untuk study banding, asalkan desa Petekeyan sudah terbentuk sebuah kelompok dan sudah punya hasil produksi yang nyata.

Adapun nara sumber yang lain yang berasal dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Jepara adalah Bapak Iskandar Zulkarnain. Peserta pelatihan diberi materi bagaimana setelah produk dari kayu maupun limbah meubel kayu itu sudah dihasilkan, maka diperlukan strategi pemasaran yang handal guna penetrasi pasar baik domestik maupun manca negara. Hal itu bisa dilakukan dengan berbagai macam cara antara lain melalui brosur, pamflet, pameran, pendekatan personal maupun promosi melalui dunia maya yaitu Web site. Berkaitan dengan produk sampai menghasilkan sesuatu yang diharapkan menurut Bapak Iskandar Zulkarnain ada 4 hal yang harus ada :

1.    Produk
2.    Harga
3.    Pemasaran
4.    Promosi

Untuk menuju keberhasilan desa Petekeyan yang sedang giat-giatnya menata diri dan membangun berdasarkan pada potensi lokal yang dimiliki Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jepara terbuka dan menyambut dengan bimbingannya demi keberhasilan cita-cita masyarakat desa Petekeyan. Begitu pula sangat diharapkan bimbingan, saran, dan masukan dari berbagai elemen sehingga bisa mewujudkan desa Petekeyan menjadi ”KAMPOENG SEMBADA UKIR”. Karena memang di desa ini kaya akan potensi Furniture, Perabot rumah tangga, aneka macam ukiran dan Handy craft lainnya. Antara lain produk yang menjadi ciri khas Petekeyan yang paling menonjol adalah aneka macam produk minimalis, kreasi seni, alat–alat musik yang berasal dari kayu antara lain : gitar, gendang, botol, guci dan lain-lain.

Acara Pelatihan dan Kewirausahan yang Dilaksanakan di Base Camp selama 3 hari itu ditutup  secara resmi oleh Petinggi desa Petekeyan Bapak H. Ali Subhan dalam sambutannya beliau mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terkait dan mengucapkan SELAMAT DATANG DI KAMPOENG SEMBADA UKIR DESA PETEKEYAN kepada siapapun anda

Disusun oleh:

Drs. H. Sudarto
Brigade eNDe Desa Petekeyan Kecamatan Tahunan Kabupaten Jepara

sumber: http://pnpmmpjepara.blogspot.com
Continue Reading...

Kamis, 20 September 2012

Kandang Sapi Komunal yang Ditunggu-tunggu Warga Masyarakat

Dalam Pengembangan di kawasan prioritas PLPBK Desa Suwawal Timur, sudah jelas bahwa Pengembangan Kawasan Pertanian terpadu berbasis teknologi itu merupakan konsep pengembangannya. Yaitu kawasan pertanian terpadu, yang akan dialokasikan untuk pengembangan pertanian dan peternakan serta fasilitas pendukungnya, ujar “Rasmono” Ketua KSM Karya Bakti.

Pengembangan pertanian dan peternakan maksudnya adalah sisa-sisa hasil pertanian dimanfaatkan untuk kegiatan peternakan atau pakan ternak dan sisa-sisa peternakan (kotoran ternak) dimanfaatkan untuk pupuk di sektor pertanian. Berbasis teknologi berarti dalam pemanfaatannya menggunakan teknologi seperti dalam pengolahan jerami sisa pertanian untuk pakan ternak diolah dengan cara fermentasi dan penambahan konsentrat yang berguna bagi pertumbuhan hewan ternak khususnya sapi. Untuk sisa peternakan (kotoran ternak) diolah menjadi biogas dan pupuk organik padat yang siap dikemas. Dalam kegiatan utama kawasan prioritas ada 8 (delapan) kegiatan, diantaranya adalah pemeliharaan hewan ternak. Dan dalam pelaksanaan pemeliharaan hewan ternak itu, dibangunlah Kandang Sapi Komunal, ujar “Rasmono”.

Tidak mudah melaksanakan pembangunan kandang sapi komunal ini. Ada 4 (empat) kandang komunal yang akan dibangun, yaitu A,B,C dan D.  Kesulitan yang pertama yaitu mengenai kondisi lahan ato lokasi yang akan dibangun, yaitu tanahnya yang mempunyai beda tinggi yang besar. Lokasi pembangunan kandang sapi komunal lebih rendah -3 m dari  lokasi 0 jalan raya. Sehingga dalam pembangunannya dilakukan sedikit perataan/cut didaerah tertentu. Kesulitan kondisi tanah bukan hanya dianggap oleh kita sebagai hambatan, tapi dimaknai sebagai seni dalam pembangunan,”ujar Rasmono”.

Memang Berat sekali jadi KSM, sudah bekerja semaksimal mungkin, tapi tetap saja “dipaido”. Ujar Rasmono. Perlu diketahui bahwa sebagai panitia pembangunan Pembangunan Kandang Sapi Komunal, kami akan selalu berusaha melaksanakan membangunan dan memberikan yang terbaik untuk warga masyarakat yang nantinya akan menikmati hasilnya terutama warga miskin. Dan kami juga sebagai manusia tidak luput dari kekurangan dan kelemahan. Banyak sekali cobaan dan hambatan dalam pembangunan kandang komunal ini, dari bahan baku yang dari toko yang kadang baik, kadang jelek. Dan keterlambatan bahan baku yang mengakibatkan membengkaknya biaya tenaga dan keterlambatan pelaksanaan. Ditambah lagi musih hujan yang membuat pelaksanaan pembangunan terganggu. Dan lain sebagainya.  

Itulah suka duka di KSM Karya Bakti Desa Suwawal Timur. Alhamdulillah sekarang pembangunan hampir terselesaikan. Bahkan ada tambahan swadaya, sehingga ada penambahan pekerjaan yang belum ada di DED gambar perencanaan yaitu pembangunan jalan paving. Alhamdulillah. Ujar” Rasmono”.
(Bowo Sulistyono, ST: Faskel UP  TIM 1 Jepara)
Continue Reading...
 

PLPBK Kabupaten Jepara Copyright © 2009 WoodMag is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template